Comments

3/recent-comments

Jumat, 30 Januari 2015

Karakteristik Da'wah Islam


Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Dakwah Islam memiliki beberapa karakter yang menggambarkan bagaimana Islam sebenarnya. Dakwah Islam adalah dakwah yang juga mempunyai karakter dan sifat-sifat Islam itu sendiri. Dengan memahami karakter ini maka kita mendapatkan suatu pemahaman yang jelas tentang dakwah. Kesadaran akan dakwah pun muncul sehingga kita dapat mengembangkan dan memelihara dakwah ke masyarakat.

Di antara ciri-ciri dakwah adalah Rabbaniyah, Islamiyah qobla jam’iyah, syamilah ghoiru juz’iyah, mu’ashirah ghoiru taqlidiyah, mahaliyah wa ‘almiyah, ‘ilmiyah, bashirah Islamiyah, mana’ah Islamiyah, inqilabiyah ghoiru tarqi’iyah.

Dengan ciri-ciri dakwah ini, akan dapat menjelaskan bagaimana sebaiknya dakwah dan jamaah Islamiyah. Penggambaran ciri dakwah ini juga akan membentuk suatu fikrah dan kesadaran bagaimana dakwah yang baik, benar, dan perlu diikuti.

1. Khoshoisud da’wah

Khoshoisud da’wah adalah ciri-ciri dakwah atau jamaah. Berbagai ciri-ciri ini ada yang berkaitan dengan program, sasaran, sifat, aktivitas, dan proses perjalanan dakwah. Penggambaran ciri dakwah ini hanyalah sebagian saja tetapi semuanya merupakan bagian dari sifat dan ciri Islam itu sendiri. Ciri dakwah yang disampaikan disini adalah sebagian saja karena luasnya ciri dakwah Islam yang dimiliki. Ciri dakwah Islam sesuai dengan ciri Islam itu sendiri. Penjabaran ciri-ciri di bawah ini hanyalah berkaitan dengan hal-hal yang penting saja atau yang dapat dijadikan sasaran.

2. Rabbaniyah
Dakwah yang rabbani adalah dakwah yang merabb (berorientasi kepada tuhan). Segala elemen di dalam dakwah diorientasikan kepada Allah; berawal dari Allah, berakhir pun kepada Allah. Rabbani berarti segala aktivitas dakwah Islam harus merujuk kepada Allah sebagai rabb. Minhaj dan ghoyah harus dikembalikan kepada Allah SWT. Beberapa petunjuk yang dapat dijelaskan disini adalah ciri dakwah rabbani berarti mereka yang terlibat dalam dakwah harus melakukan tadarus dan ta’lim. Pelaku dakwah rabbani harus memiliki sifat yang tidak lemah, tidak bersedih hati, tidak wahn tetapi berani dan siap berhadapan dengan siapapun. Dakwah rabbani juga menjunjung tinggi syura yang merujuk kepada Allah (sumber), Rasul (cara), dan ulil amri (nizam).

Dakwah rabbani juga mengambil aqidah dan tauhid sebagai sesuatu yang utama, warna akhlak Islamiyah, ukhuwah Islamiyah, dan jihad juga merupakan ciri dakwah rabbani. Dakwah rabbani juga bertumpu kepada tarbiyah takwiniyah dalam membentuk kader dan kemudian menerjunkan kader kedalam masyarakat melalui ketokohan, kepakaran, dan keikutsertaan.

Dalil
Al Qur’an Surat Ali Imron 3:79 ;
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani[208], karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”.
·
Al Qur’an Surat Ali Imron 3:146 ;
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.

3. Islamiyah qobla jam’iyah
Islam mengajak dan menyeru perasatuan bukan perpecahan. yang disampaikan dan menjadi agenda utama dakwah adalah Islam itu sendiri. Organisasi hanyalah merupakan alat dan cara. Diantara penyebab perpecahan adalah ta’asub dengan jamaah atau kumpulan. Allah SWT berfirman agar melarang kita berpecah belah dan berbangga-bangga dengan kumpulan, tetapi Allah SWT menyuruh kita bersatu di dalam Islam melalui aqidah Islamiyah dan I’tisham bihablillah.

Islamiyah qobla jamiyah bukan menafikan peranan jamaah atau tidak memerlukan jamaah atau kumpulan. Pernyataan ini adalah usaha meluruskan dan untuk menduhulukan Islam dari jamaah sehingga mengenal Islam dan sadar Islam adalah prioritas utama yang kemudian dapat menerima peranan jamaah setelah kesadaran Islam. Hal ini akan membentuk sikap kepada pribadi untuk menerima semua golongan atau mau berdakwah kepada semua golongan sehingga memudahkan munculnya dakwah ustadziyatul ‘alam.

Pembedahan jamaah diberikan setelah kesadaran mad’u kepada Islam sehingga penerimaan jamaah dilakukan dengan cara yang baik. Sikap kepada jamaah sebagai wasilah dan bukan satu-satunya tujuan walaupun jamaah digunakan untuk membawa dakwah kita.

Pendekatan Islamiyah juga berarti juga kita memberikan bagaimana semestinya kita seorang muslim dengan dakwah Islamiyah akan terbentuk syakhshiyah Islamiyah. Siapakah yang menjalankan dakwah ini? Jawabannya adalah jamaah. Memberikan fikrah mengenai ciri-ciri dakwah Islam adalah usaha untuk mengajak manusia ke dalam jamaah setelah mereka memerlukan atau memahami kepentingannya.

Dalil
Al Qur’an Surat Ar Ruum 30:31-32 ;
dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka[1169] dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.

Al Qur’an Surat Al Hujurat 49:13 ;
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Al Qur’an Surat Ali Imron 3:103 ;
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

4. Syamilah ghoiru juz’iyyah
Dakwah Islam adalah sesuai dengan nilai Islam sehingga dakwah Islam harus bersifat syamilah (sempurna). Dakwah tidak boleh juz’iyyah (parsial). Islam adalah satu kesatuan sistem yang bagian-bagiannya tidak terpisahkan satu sama lain. Syamilah dari segi program, aktivitas, tujuan, dan minhaj. Dakwah yang syamilah juga mencakup bidang tarbiyah, dakwah dan sosial, budaya, politik, ekonomi dan pertahanan dan keamanan. Aspek ini harus dibicarakan oleh dakwah. Tanpa membahas masalah ini atau hanya membahas masalah dakwah saja maka dakwah bersifat juziyah.

Dakwah syamilah juga menekankan peranan dan aktivitas dakwah yang membahas masyarakat dan keahlian, dakwah juga bertumpu kepada jihad dan tegaknya syariat. Dakwah syamilah berperan di dalam membangun masyarakat melalui potensi dirinya.

Pemahaman terhadap dakwah syamilah ini akan membuka pemikiran aktivis perlunya dakwah dan agar Islam dapat diterima masyarakat. Diterimanya aktivis oleh masyarakat tentunya mempunyai beberapa ciri misalnya karena tokoh, status, kemampuan, kepakaran, dan lain sebagainya. Untuk memcapai ciri ini maka dari sekarang jamaah dan dakwah sudah memikirkan dan bergerak dengan berbagai bidang.

Dalil :
Al Qur’an Surat Al Baqarah 2:208 ;
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Al Qur’an Surat Al An ‘am 6:161-162 ;
Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik." Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

5. Mu’ashirah ghoiru taqlidiyah
Dakwah bersifat mu’asirah (kontemporer) dan tidak taqlidiyah (kuno).Dakwah harus selalu dapat menjawab dan menyelesaikan problematika zaman. Segala yang berbau dakwah tidak ada yang kadaluwarsa. Pendekatan dakwah secara minhaj harus mengikuti asholahnya yaitu Al Qur’an dan Sunnah walaupun ada yang menyebutkan bahwa pendekatan ini adalah kuno. Tetapi secara uslub seperti wasilah dan strategi harus canggih dan mengikuti perkembangan semasa.

Pendekatan mu’asirah berarti mengambil situasi dan kondisi, peristiwa, sikap, keperluan dan kemudian dikaitkan dengan sasaran. Pendekatan mu’sirah di dalam dakwah misalnya dakwah dengan internet, power point dan sebagainya.

Dakwah mu’asirah juga menggunakan pendekatan semasa seperti partai, pemilu dan sebagainya. Peperangan juga dilakukan dengan senjata yang canggih bukan dengan panah atau pisau, begitu kendaraan tidak dengan kuda atau unta.

Pendekatan taqlidiyah adalah pendekatan kuno yang tidak memperhatikan perkembangan zaman dan merujuk secara buta kepada sesuatu yang kuno dan mungkin tidak lagi sesuai dengan keadaan sekarang. Sikap taqlid juga muncul karena kurangnya pengetahuan sehingga mengikuti sesuatu tanpa pemahaman yang jelas, atau melaksanakan sesuatu tanpa ilmu.

6. Mahaliyah wa ‘alamiyah
Dakwah Islam sesuai dengan nilai Islam yang universal. Islam mempunyai sifat semestawi. Namun Islam juga memasyarakat. Artinya, dakwah Islam juga memberikan perhatian yang sama seriusnya kepada permasalahan lokal. Islam adalah agama untuk semua manusia dan juga rahmat bagi seluruh alam. Kahadiran Islam adalah mendunia dan juga untuk kebahagiaan makhluk, khususnya manusia. Dakwah yang global dan dunia adalah ciri dakwah Islam, oleh karena itu dakwah dan jamaah juga harus bertaraf internasional. Ummat Islam ada di segala penjuru dunia maka dakwah dan jamaah pun harus ada di penjuru tersebut. Tandzim dan jamaah di setiap negeri haruslah berkaitan juga dengan tandzim yang ada di luar dn menyatu di dalam kekuatan dakwah Islam.

Walaupun dakwah adalah bersifat internasional tetapi operasional kita adalah mahaliyah (tempat). Tempat dimana kita berada, berdiri, dan menginjakkan kaki itulah sebagai tempat dakwah kita, tetapi secara fikrah dan hubungan harus bertaraf internasional. Dengan demikian ta’awun dan kesatuan ummat akan terwujud.

Jamaah dan dakwah sepakat bahwa ini lebih kepada qotr atau negeri misalnya jamaah atau dakwah yang sebatas Malaysia dan tidak berhubungan secara struktur dengan dakwah dan jamaah di luar. Padahal suatu kenyataan yang kita hadapi bahwa musuh Islam bersifat Internasional, mereka pun bersatu untuk melawan kita dan menghancurkan secara berjamaah dari berbagai arah di dunia. Keadaan demikian juga menuntut kita untuk melakukan dakwah secara internasional, selain untuk menghadapi musuh juga untuk menegakkan syari’ah.

Tuntutan dunia ke arah globalisasi juga akan membawa dakwah Islam dilakukan secara mendunia dan global, terbuka serta universal.

Dalil :
Al Qur’an Surat Saba 34:28 ;
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
Al Qur’an Surat Al Anbiya 21:107 ;
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

7. ‘Ilmiyah
Dakwah yang islami adalah dakwah yang berjalan melalui pendekatan ilmiyah, sehingga muncul kesadaran Islam.Dakwah Islam selalu berusaha memberikan kesadaran islami. Karena Islam bukan dogma. Islam membangkitkan kesadaran atas dasar makrifat dengan hujjah yang nyata. Pendekatan kuliah, ceramah, perbincangan, latihan adalah sebagian usaha pendekatan dakwah secara ilmiyah. 

Tanpa pendekatan ilmiyah, maka dakwah akan diikuti oleh mereka yang taqlid, bodoh, tidak sadar dan ikut-ikutan sehingga akan membahayakan jamaah itu sendiri. Allah SWT melalui firmannya di dalam Al Qur’an atau Muhammad SAW melalui sabdanya di dalam hadits selalu menekankan ilmu dan cara pendekatan Qur’an dan Hadits dengan cara ilmiyah yaitu usaha menyadarkan Islam bukan memaksa dan juga bukan memberikan tekanan. Masalah tekanan dan paksaan adalah sesuatu yang dilarang oleh Islam. Pendekatan ilmiyah ini mengajak manusia berfikir dan mengerjakan amalan Islam secara bertahap mengikuti pemahaman dan kesadaran. Cara demikian akan menghasilkan suatu cara yang sangat efektif dalam membentuk kesadaran Islam.

Dalil:
Al Qur’an Surat Al Isro 17:36 ;
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

Al Qur’an Surat AL Baqarah 2:256 ;
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

8. Bashirah Islamiyah
Keterangan yang nyata dengan bukti yang jelas dan benar adalah sifat Islam. Gagasan, konsepsi, dan pemikiran yang ada di dalamnya selalu islami, tidak sekuler, materialis, kapitalis, liberal dan sejenisnya. Dakwah harus mendasarkan minhaj dan programnya kepada Islam. Dalil-dalil, rujukan, dan panduan dari Islam adalah ciri dakwah Islam, bukan minhaj yang berasal dari luar Islam.

Keadaan yang dapat menipu adalah keadaan orang putih yang sudah maju dan mengeluarkan banyak produknya misalnya masalah manajemen. Hal ini dapat mempengaruhi kita memakai teori-teori itu tanpa dipilih atau dilihat menurut Islam. Manajemen Barat berbeda dengan manajemen Islam. Penerapan manajemen Barat ke dalam dakwah dan jamaah Islamiyah adalah suatu yang keliru atau akan menghancurkan dakwah itu sendiri. Hal ini adalah suatu bukti dari dakwah yang tidak berdasarkan bashirah Islamiyah.

Masalah yang berkaitan dengan dugaan atau pengalaman yang terbatas juga akan menghambat sikap kepada bashirah Islamiyah. Oleh karena itu perlu rujukan yang kuat kepada Islam, sehingga Islam mewarnai gerak dakwah kita.

9. Mana’ah Islamiyah
Dakwah Islam harus mempunyai ciri-ciri mana’ah (kebal/benteng) Islam. Untuk mencapai ini maka dakwah berorientasi kepada pencapaian penguasaan teori (istiab nadhori), penguasaan moral (istiab ma’nawi) dan penguasaan amal (istiab amal).

Penguasaan teori ini dicapai apabila pribadi yang didakwahi diberi bekal dengan pengenalan kepada prinsip Islam (ma’rifatul mabda’) seperti rukun Islam, rukun iman, dan prinsip lainnya. Selain itu juga mad’u perlu diberi pengenalan kepada fikrah (ma’rifatul fikrah) dan pengenalan minhaj (ma’rifatul minhaj). Ketiga pengenalan ini dilakukan agar mencapai penguasaan teori. Biasanya bahan-bahan tamhidiyah I (level UK) diusahakan untuk mencapai sasaran ini.

Penguasaan moral dicapai dengan cara menumbuhkan melalui latihan, amalan, dan aplikasi yaitu kehendak yang kuat (al wafa tsabit). Sasaran ini dicapai dengan mengamalkan konsep yang sudah difahami dalam bentuk amal, biasanya dalam bentuk latihan, tugas, dan program bersama yang dilakukan.

Sedangkan penguasaan amal dicapai dengan gerakan yang terus-menerus (harakah mustamirah) dan semangat pengorbanan (ruhul bazl). Tadzrib, tamrinat dan sebagainya adalah cara dakwah mencapai penguasaan amal ini.

10. Inqilabiyah ghoiru tarqi’iyyah
Perubahan yang dikehendaki oleh dakwah adalah perubahan yang bertahap di dalam proses yang dikehendaki untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Perubahan tidak mendadak dan asal jadi saja tetapi lebih kepada perubahan yang bertahap (inqilabiyah) mengikuti kemampuan, kefahaman, dan level mad’u.

Dengan perubahan yang demikian maka dapat menghasilkan pribadi yang furqon sehingga muncul pribadi yang kuat.

Kamis, 29 Januari 2015

Do'a Pada Saat Deklarasi Partai Keadilan Oleh : Alm. KH. Rahmat Abdullah



Alhamdulillah, akhirnya file yang sempat hilang ketemu juga... ^_^
Semoga mengingati kita dengan peristiwa itu

===============================================

Do'a oleh Alm. K.H. Rahmat Abdullah pada Deklarasi Partai Keadilan

Lapangan Masjid Agung Al-Azhar Jakarta, 09 Agustus 1998. Yang diiringi oleh tetesan air mata hadirin. 




Yaa اَللّÙ‡ُ , berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan dia. 

Engkaulah sebaik-baik yang, mensucikannya. 

Engkau pencipta dan pelindungnya



Yaa اَللّÙ‡ُ , perbaiki hubungan antar kami

Rukunkan antar hati kami

Tunjuki kami jalan keselamatan

Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang

Jadikan kumpulan kami jama'ah orang muda yang menghormati orang tua

Dan jama'ah orang tua yang menyayangi orang muda

Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman

Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian



Yaa اَللّÙ‡ُ , wahai yang memudahkan segala yang sukar

Wahai yang menyambung segala yang patah

Wahai yang menemani semua yang tersendiri

Wahai pengaman segala yang takut

Wahai penguat segala yang lemah

Mudah bagimu memudahkan segala yang susah

Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran

Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak

Engkau Maha Tahu dan melihatnya



Yaa اَللّÙ‡ُ , kami takut kepada-Mu

Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu

Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur

Lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus

Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami

Jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami

Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami

Tak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara

Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana kepada kami


" اَللّÙ‡ُ sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih"



Yaa اَللّÙ‡ُ , kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu

Ubun-ubun kami dalam genggaman Tangan-Mu

Berlaku pasti atas kami hukum-Mu

Adil pasti atas kami keputusan-Mu



Yaa اَللّÙ‡ُ , kami memohon kepada-Mu

Dengan semua nama yang jadi milik-Mu

Yang dengan nama itu Engkau namai diri-Mu

Atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu

Atau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu

Atau Engkau simpan dalam rahasia Maha Tahu-Mu akan segala ghaib

Kami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur'an yang agung

Sebagai musim bunga hati kami

Cahaya hati kami

Pelipur sedih dan duka kami

Pencerah mata kami



Yaa اَللّÙ‡ُ , yang menyelamatkan Nuh dari taufan yang menenggelamkan dunia


Yaa اَللّÙ‡ُ , yang menyelamatkan Ibrahim dari api kobaran yang marak menyala


Yaa اَللّÙ‡ُ , yang menyelamatkan Musa dari kejahatan Fir'aun dan laut yang mengancam nyawa


Yaa اَللّÙ‡ُ , yang menyelamatkan Isa dari Salib dan pembunuhan oleh kafir durjana


Yaa اَللّÙ‡ُ , yang menyelamatkan Muhammad alaihimusshalatu wassalam dari kafir Quraisy durjana, Yahudi pendusta, munafik khianat, pasukan sekutu Ahzab angkara murka


Yaa اَللّÙ‡ُ , yang menyelamatkan Yunus dari gelap lautan, malam, dan perut ikan

Yaa اَللّÙ‡ُ , yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya

Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya

Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara



Yaa اَللّÙ‡ُ , begitu pekat gelap keangkuhan, kerakusan dan dosa

Begitu dahsyat badai kedzaliman dan kebencian menenggelamkan dunia

Pengap kehidupan ini oleh kesombongan si durhaka yang membuat-Mu murka

Sementara kami lemah dan hina, berdosa dan tak berdaya


Yaa اَللّÙ‡ُ , jangan kiranya Engkau cegahkan kami dari kebaikan yang ada pada-Mu karena kejahatan pada diri kami


Yaa اَللّÙ‡ُ , ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami

Dan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri



Yaa اَللّÙ‡ُ , jadikan kami kebanggaan hamba dan nabi-Mu Muhammad SAW di padang mahsyar nanti

Saat para rakyat kecewa dengan para pemimpin penipu yang memimpin dengan kejahilan dan hawa nafsu 

Saat para pemimpin cuci tangan dan berlari dari tanggung jawab 

Berikan kami pemimpin berhati lembut bagai Nabi yang menangis dalam sujud malamnya tak henti menyebut kami, ummati ummati, ummatku ummatku 

Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua kekayaan demi perjuangan

Yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera 

Yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan


Yaa اَللّÙ‡ُ , dengan kasih sayang-Mu Engkau kirimkan kepada kami da'i penyeru iman 

Kepada nenek moyang kami penyembah berhala 

Dari jauh mereka datang karena cinta mereka kepada da'wah 

Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran 

Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini 

Kepada generasi berikut kami 

Jangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan mata rantai kesinambungan ini 

Dengan sikap malas dan enggan berda'wah 

Karena takut rugi dunia dan dibenci bangsa

Ketika Allah Memilih'mu' Untukku



Pada'mu' yang Allah pilihkan dalam hidupku,
Ingin ku beri tahu pada'mu',
Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia,
Orang tua yang begitu sempurna,
Dengan cinta yang begitu membuncah,
Aku dibesarkan dengan limpahan kasih yang tak terhingga,

Maka, pada'mu' ku katakan,
Saat Allah memilih'mu' dalam hidupku,
Maka saat itu Dia berharap, 'kau' pun sanggup melimpahkan cinta padaku,
Memperlakukanku dengan sayang yang begitu indah,

Pada'mu' yang Allah pilihkan untukku,
Ketahuilah, aku hanya lelaki biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku,
Aku bukanlah lelaki sempurna, seperti yang mungkin 'kau' harapkan,
Maka, ketika Dia memilih'mu' untukku,
Maka saat itu, Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dgn keberadaan'mu'.
Dan aku tahu, 'kau'pun bukanlah wanita yang sempurna,
Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan diri'mu',
Karena kelak kita akan satu,
Aib'mu' adalah aibku, dan indah'mu' adalah indahku,
'Kau' dan aku akan menjadi 'kita',

Pada'mu' yg Allah tetapkan sebagai permaisuriku,
Ingatlah, Aku adalah mahlukNya yg biasa,
Ada kalanya aku akan begitu membuat'mu' marah,
Maka, ketahuilah, Saat itu Dia menghendaki 'kau' menasihatiku dengan hikmah,
Sungguh hatiku tetaplah lelaki yg lemah pada kelembutan,
Namun cobalah 'kau' luruskanku jika aku salah,

Tapi jangan membiarkanku begitu saja,
karena akan selamanya aku salah,
Namun tatap mataku, tersenyumlah,
Tenangkan aku dgn genggaman tangan'mu',
Dan nasihati aku dgn bijak dan hikmah,
Niscaya, 'kau' akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuan'mu',
Maka ketika itu, 'kau' kembali memiliki hatiku,

Pada'mu' yang Allah tetapkan sebagai tempat hunianku,
Ketahuilah, ketika ijab atas nama'mu' telah ku lontarkan,
Maka dimataku 'kau' adalah yang terindah,
Kata2'mu' adalah titah untukku,
Selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua mau'mu',
Maka kalau 'kau' berkenan ku meminta,
Jadilah hunian yg indah, yang kokoh,
Yang mampu membuatku dan anak-anak
kita nyaman dan aman di dalamnya,

Pada'mu' yang Allah pilih menjadi pendamping hidupku,
Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita,
Maka didiklah mereka menjadi generasi yg dirindukan syurga,
Yang di pundaknya akan diisi dgn amanah da'wah,
Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad,
Yang darahnya mengalir darah syuhada,
Dan ku yakin dari tangan'mu' yg penuh berkah,
'kau' mampu membentuk mereka,
Dengan hati'mu' yg penuh cinta,
'kau' mampu merengkuh hati mereka,
Dan aku akan selalu jatuh cinta pada'mu',

Pada'mu' yang Allah pilih sebagai pendampingku,
Ku memohon pada'mu', Ridholah padaku,
Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi,
Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya,
Karena bagiku 'kau' adalah kunci Surgaku,

Pelalawan, 21 Juni 2013

Dalam Sujud Terakhirku,,,



Dalam sujud terakhirku Ya Allah... Kuteriakkan Asma-Mu sekeras-kerasnya, Agar runtuh dinding kesombongan dalam hatiku, Dalam sujud terakhirku Ya Rabbi... Ku menangis sejadi-jadinya biar kering mata ini namun basah ladang hati yang gersang, Dalam sujud terakhirku Ya Rahman... Kulihat semua dosa yang membayangiku kelam mencengkram jiwa yang lusuh, Dalam sujud terakhirku Ya Rahim... Biarkan aku patah dalam cahayaMu Biarkan kumusnahkan titik-titik kemunafikanku agar ku kembali dalam pelukan hidayahMu, Dalam sujud terakhirku... Biarkan aku hirup nafasku sekali lagi hanya untuk menyebut namaMu dan kekasihMu tercinta...

WAQFAH TARBAWIYAH (untuk saudara/saudari yang telah pergi meninggalkan Tarbiyah)


Bawalah sejenak ingatan kita
Terbang, melayang,,,
bawa kita pada sebuah tempat
Dimana kita pertama kali mengenal TARBIYAH
Ingatkah kita?

Pada lantai yang kita duduki pertama kali
Pada dinding-dinding bisu mengamati
Pada atap teduh menaungi
Ingatkah kita?

Pada senyum tulus ikhwah dalam halaqah kita
Pada wajah teduh dan berwibawa guru kita
Pada untaian kata yang menyejukkan hati kita
Ingatkah kita?

Kali pertama jumpa dengan TARBIYAH
Begitu indah hidup terasa
Begitu khusyu’ ibadah kita
Begitu menyala ghirah jihad dalam dada
Begitu bersih dan segar wudhu membasuh wajah kita

Tak ada yang sesejuk ketika mengenal IMAN dalam TARBIYAH
Tak ada yang senikmat memaknai UKHUWAH dalam TARBIYAH
Tak ada yang semanis lembar-lembar kenangan dalam TARBIYAH
Tak ada,,,

Meski ada PAHIT di atas MANIS

Meski ada SAKIT di atas TAWA
Meski ada LUKA di atas BAHAGIA

Meski ada DUKA di atas SUKA
Meski ada linangan AIR MATA di atas MATA AIR jutaan makna

Sadarkah kita?
Pandanglah jiwa dan wajah kita
Yang atas ijinNya masih berada dalam TARBIYAH
Lihatlah,,,
apa yang telah diperbuat TARBIYAH atas diri kita
Dibuatnya KUAT diri kita

Dalam PAHIT, SAKIT, LUKA, DUKA & LINANGAN AIRMATA
Masih ada MANIS, TAWA, BAHAGIA, SUKA & MATA AIR makna
Atas alasan apa kita larut dalam kecewa?
Selalu ada alasan untuk bisa mencintai jalan ini,,,
Laksana setianya GUNUNG yang mengajarkan arti ISTIQOMAH
Atas alasan apa kita lari dari TARBIYAH?
Padahal kita tau kesendirian membawa bahaya dunia fana sungguh memperdaya

Bertahanlah,,, Kembalilah,,,
Pintu TARBIYAH selalu terbuka untuk kita
Bersama kita rengkuh cahaya mahabbahNya
Biar kuntum cintaNya mekar dalam hati kita

Jakarta 30 Agustus 2012

Popular Posts

Blog Archive

Definition List

3/Music/post-grid

Unordered List

3/Business/post-per-tag

Support

5/Business/slider-tag